JABARNEWS | BANDUNG – Program pendidikan karakter 7 poe atikan istimewa di Kabupaten Purwakarta, pada Kamis 28 Oktober 2021 berhasil mengumpulkan sebanyak 16.941 kilogram beras yang terhimpun dari kegiatan ‘beras pèrèlèk’.
Program tersebut, dilakukan hasil dari kegiatan pembiasaan pengumpulan ‘beas kaheman’ (Berkah), yang mana telah disalrukan langsung oleh siswa kepada warga dengan jumlah sasaran 5.336 orang.
Adapun rincian penerimaan beas kaheman dari staf dan pejabat disdik 30 kg, SD 13.395 kg, SMP 3.486 kg dan TK 30 kg. Dari data ini kalau dalam bentuk uang terkumpul 134.659.465 rupiah dan semuanya telah disalurkan kepada yang berhak menerima.
Baca Juga: Persib Jadi Tim Tak Terkalahkan di Liga 1 2021, Ini Kesan Mohammed Rashid
Baca Juga: Inilah Pesan DPKP3 Kota Bandung Agar Pohon Tidak Tumbang, Simak!
“Ini bentuk pembelajaran aplikatif menumbuhkan nilai-nilai gotong royong, empati dan saling berbagi. Intenslisasi nilai ini merupakan ikhtiar kongkrit yang terintegrasi dengan pembelajaran ditiap satuan pendidikan di Kabupaten Purwakarta,” ujar Kepala Dinas Kabupaten Purwakarta, Purwanto. mendampingi Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika di SMPN 7 Purwakarta.
Baca Juga: Jelang Musda KNPI, Pemuda Pancasila Purwakarta Siapkan Kader Terbaik
Baca Juga: Apa Benar Minum Air Es Bisa Menyebabkan Gemuk? Ini Kata dr. Nadia Alaydrus
Tak hanya itu, uniknya dalam pengumpulan beras tersebut, para siswa tidak menggunakan kantong pelastik, melainkan mereka harus mengguna kantong dari kain yg dibuat sendiri oleh siswa yang biasa disebut kanjut kundang dalam bahasa Sunda.
“Di lokasi, semua siswa SD dan SMP pada hari Kamis tadi semua serentak sudah menggunakan kanjut kundang dalam membawa beras pèrèlèk,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan kanjut kundang yang dibuat sendiri oleh siswa adalah merupakan bagian dari pendidikan karakter dalam menanamkan ketekunan, keuletan dan keterampilan diri.
Baca Juga: Damkar Cirebon Bentuk Relwan Kebakaran Desa, Ini Tujuannya
Penggunaan plastik keresek, menurut Purwanto diyakini akan mencemari lingkungan dan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang kidiajarkan pada pendidikan Tatanen di Balè Atikan.
“Bisa dibayangkan jumlah siswa SD dan SMP itu ada 136.999 jika semua membawa beras dengan plastik pada hari itu maka akan ada sampah plastik sebanyak itu maka silahkan jumlahkan dalam waktu satu bulan dan seterusnya,” ujarnya.
Baca Juga: Kebakaran Terjadi di Serdang Bedagai, Api Hanguskan Rumah Hingga Rata dengan Tanah
Disdik Purwakarta, Kata dia, ingin mendidik karakter dan memberikan manfaat pada sesama melalui beras pèrèlèk tapi caranya juga tidak boleh bertentangan dengan kaidah kehidupan lingkungan.
“Kita ingin anak-anak kita mempunyai kesadaran ekologis dengan menggunakan kanjut kundang bukan plastik dalam membawa beras pèrèlèk,” pungkas Purwanto. ***