Menengok Salah Satu Pabrik Teh Tertua di Purwakarta, Produksinya Masih Tradisional

JABARNEWS | PURWAKARTA – Di tengah perubahan zaman yang semakin modern, warga di Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, tetap mempertahankan proses pembuatan teh secara tradisional.

Pengolahan teh yang satu-satunya masih mempertahankan cara tradisional, yakni produksi di CV Bubut Sanjaya Madiri yang dijalani oleh H Asep Haspuloh (40) juga sebagai pemilik pabrik.

Pabrik teh tersebut telah ada sejak 1970 yang hingga saat ini masih mempertahankan proses tradisional agar kwalitas teh hijau terjaga.

Baca Juga: Vanessa Angel Kecelakaan, Begini Tips Berkendara di Jalan Tol Dengan Aman

Baca Juga: Kabar Duka, Vanessa Angel dan Suami Tewas Kecelakaan di Tol Jombang

H Asep mengatakan, dirinya adalah generasi kedua pelaku produsen teh yang masih menggunakan cara tradisional di Desa Sindangpanon yang berada di Kaki Gunung Burangrang.

Baca Juga:  Ini Dia Tanda-tanda Pria Tangguh, Kalian Salah Satunya?

Baca Juga: Bea Cukai Bandung Musnahkan Barang Ilegal Hasil Sitaan Sepanjang 2021

Baca Juga: Tiga Cara Mencegah Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah, Salah Satunya Jangan Mengeluh

“Pabrik ini dirintis orang tua saya sejak tahun 1970 dan masih bertahan dengan cara produksi teh secara tradisional. Bahkan bisa dibilang ini merupakan pabrik teh tertua di Kabupaten Purwakarta,” ucap Asep, saat ditemui di pabrik teh miliknya, pada Kamis, 4 November 2021.

Ia menjelaskan, sebelum di pasarkan, produksi teh hijau ini melewati beberapa proses. Tahap pertama adalah pelayuan. Di tahap ini, daun teh yang telah dipetik akan didiamkan di wadah besar.

Baca Juga:  Penemuan Mayat Perempuan Tanpa Busana Mengambang di Sungai Gegerkan Majalengka

“Proses pelayuan memakan waktu 2 sampai 3 jam. Daun teh akan dikeringkan dengan udara panas untuk mengurangi kadar air. Sehari bisa 4-8 ton daun teh yang dikeringkan,” ujar Asep.

Setelah daun teh kering, lanjut dia, akan dialirkan melalui conveyor untuk selanjutnya masuk ke tahap penggilingan.

Baca Juga: Tiga Cara Mencegah Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah, Salah Satunya Jangan Mengeluh

“Dalam satu jam, biasanya ada 30 hingga 50 kg daun teh kering yang siap digiling. Pada tahap ini, daun teh akan dihancurkan agar mudah digulung. Prosesnya memakan waktu 2 jam,” ucapnya.

Tahap terakhir adalah storasi yang bertujuan memisahkan jenis daun teh dari serat dan tulang. Proses di sini memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan pekerja pabrik benar-benar memastikan teh yang siap dikemas memiliki kualitas baik dan sesuai dengan standar.

Baca Juga:  Nick Kuipers Pastikan Semua Pemain Persib Siap Tampil 100 Persen Lawan Persija

“Proses storasi itu untuk membentuk grade, membersihkan daun teh dari tulang dan serat, serta menentukan mutu. Teh yang dihasilkan pada proses ini, gradenya beda-beda,” kata Asep.

Baca Juga: Bea Cukai Bandung Musnahkan Barang Ilegal Hasil Sitaan Sepanjang 2021

Setelah proses storasi selesai, lanjut dia, selanjutnya teh akan dikemas dalam karung berukuran besar. Setelah itu teh tinggal menunggu pengiriman.

“Dalam sebulan rata-rata teh yang di kirim ke konsumen kurang lebih 50 Ton. Untuk pengiriman teh dari pabrik ini dikirim ke Sukabumi, Garut, bahkan sampai ke Jawa Tengah,” tuturnya. (Gin)