Berdasarkan data PT KAI, sepanjang Januari hingga Oktober 2024, telah terjadi 17 kecelakaan di perlintasan ini, dengan delapan korban meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka.
“Penutupan ini bertujuan untuk meminimalisasi kecelakaan. Kami sudah memasang bantalan beton sehingga kendaraan tidak bisa melintas di jalur ini lagi,” jelas Ayep.
Penutupan JPL 157 Ciroyom merupakan bagian dari program penertiban perlintasan kereta api yang lebih luas. Hingga Oktober 2024, total 27 perlintasan telah ditutup di berbagai daerah di Jawa Barat.
Untuk memfasilitasi pejalan kaki di kawasan Ciroyom, PT KAI akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan pihak terkait dalam membangun jembatan penyeberangan orang (JPO).
Ayep menegaskan bahwa meski kendaraan roda dua dan empat tidak lagi diperbolehkan melintas di perlintasan tersebut, pejalan kaki masih diizinkan hingga pembangunan JPO rampung.
“Kami akan berkoordinasi dengan Kemenhub dan BTP Kelas 1 Bandung terkait rencana JPO ini,” tambah Ayep.
Dengan hadirnya flyover dan penutupan perlintasan, diharapkan risiko kecelakaan dapat berkurang serta mobilitas masyarakat lebih aman dan tertib. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News