Eni menyebutkan, dalam pengecekan dan pemantauan makanan, jika menemukan ada makanan yang mengandung bahan pengawet, borak dan lainnya yang beresiko terhadap kesehatan, maka pihaknya akan melakukan pembinaan dan edukasi kepada pelaku usahanya secara rutin.
“Jadi nanti kalau misalkan di kantin sekolah ada makanannya yang mengandung bahan-bahan tersebut, nanti tidak akan mendapatkan stiker kalau makanannya tidak sehat,” ujarnya.
Menurut Eni, untuk jenis jajanan seperti Chiki Ngebul, sepertinya di sekolah jarang ada. Kalau ada, itu kemungkinan di pasar, hajatan atau tempat-tempat wisata.
“Di Ciamis ini ada 37 Puskesmas dan ada sanitariannya. Nanti bisa bekerja sama dengan anak usia remaja. Nanti mereka akan melacak dan mendata jajanan Chiki Ngebul pada setiap wilayah di 37 Puskesmas,” kata Eni.
Dia menambahkan, mengenai ancaman bahaya sebenarnya bukan hanya dari jajanan Chiki Ngebul saja. Tapi ada juga dari jenis makanan lainnya yang mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, dan bahan lainnya yang beresiko terhadap kesehatan.