JABARNEWS | JAKARTA – Direktorat Jendral Pengendalian Aplikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika merilis beberapa berita yang dinyatakan bohong (Hoaks).
Simak ini beberapa berita yang telah dinyatakan hoaks oleh Kominfo, diantaranya:
1. [DISINFORMASI] Video Pasien Covid-19 Dijemput Taksi ke Wisma Atlet
Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang menampilkan seorang wanita. Ia mengaku baru tiba di Indonesia dari luar negeri dan dinyatakan positif Covid-19. Dalam video yang berdurasi 4 menit 38 detik tersebut wanita itu membuat sejumlah pengakuan dan mempersoalkan dirinya yang dijemput menggunakan taksi dari Bandara Soekarno – Hatta (Soetta) menuju Wisma Atlet.
Menanggapi video yang beredar tersebut, Komandan Batalyon Covid, Letkol Laut drg. Muhammad Arifin menjelaskan alasan taksi yang digunakan untuk menjemput wanita itu karena masalah keterbatasan armada (ambulans). Operasi taksi tersebut sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan, sopir taksi menggunakan alat pelindung diri (APD). Terkait masalah tes swab pembanding yang diajukan oleh wanita tersebut, Arifin menyatakan bahwa prosedur dari Kementerian Kesehatan tidak memperbolehkan pasien untuk tes Covid-19 pembanding di klinik atau rumah sakit luar.
Hal tersebut juga di klarifikasi oleh Manager Golden Bird Jakarta, Widi Wiedanto yang membuat klarifikasi pada tanggal 22 Februari 2021. Dikatakan, bahwa PT Blue Bird Group Tbk memiliki kerjasama dalam menyediakan moda transportasi dengan Hotel Wyndham Casablanca. Layanan yang disediakan meliputi: Taksi (blue bird dan silver bird), serta rental (golden bird dan big bird). Hotel Wyndham Casablanca memilih layanan Golden Bird untuk mengantarkan tamu yang terindikasi positif Covid-19.
Pemilihan layanan ini atas pengetahuan tim KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang bertugas di hotel. Dalam layanan golden bird sudah menerapkan protokol kesehatan. Mobil selalu disemprot disinfektan sebelum dan sesudah pemakaian, pengemudi selalu menggunakan APD lengkap dan menjaga jarak selama berkendara. Selain itu, pengemudi harus pulang pool setelah melayani tamu dan melakukan rapid test secara berkala.
2. [HOAKS] Permainan Harga Plasma Konvalesen oleh Mafia
Beredar informasi melalui broadcast WhatsApp yang menyebutkan bahwa harga plasma konvalesen di lapangan mulai banyak dipermainkan oleh mafia. Dalam pesan tersebut dituliskan, harga plasma konvalesen di lapangan berkisar Rp 10 juta hingga Rp 13 juta. Sementara itu, harga yang ditetapkan oleh PMI adalah Rp 2,5 juta ditambah biaya administrasi sebesar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta. Disebutkan juga, harga plasma konvalesen tidak sebanding dengan yang diterima pendonor, yaitu hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.
Menanggapi hal itu, Palang Merah Indonesia (PMI) memastikan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah tidak benar atau hoaks. PMI menegaskan, pihaknya memang menetapkan harga untuk biaya pengolahan pengganti plasma ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp 2,5 juta. Untuk pembelian kantung harganya berkisar Rp 900 ribu – Rp 1,6 juta, tergantung pada mesin aferesis yang dipakai, reagen, dll.
3. [HOAKS] Memakai Masker selama Setahun Bisa Memicu Kanker
Beredar unggahan di media sosial sebuah tulisan yang menyebutkan bahwa memakai masker monoton selama setahun akan menyebabkan kanker, karena racun karbon dioksida yang dihisap terus menerus.
Dilansir dariliputan6.com, hoaks serupa disebarkan di AS sejak Juni 2020. Faktanya, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS) dan juga Asosiasi Ahli Penyakit Paru-Paru AS menjelaskan bahwa masker tidak mengurangi kadar oksigen penggunanya. Tidak ada bukti ilmiah yang menyebut pemakaian masker bisa memicu kanker. Adapun berdasarkan penelitian penggunaan masker justru dapat menurunkan risiko penularan hingga 70 persen.
4. [DISINFORMASI] Panaskan Uang di Rice Cooker dapat Membunuh Virus Covid-19
Beredar sebuah video di media sosial Facebook dengan klaim bahwa memanaskan uang di dalam rice cooker dapat membunuh virus Covid-19.
Dikutip dari cek fakta Liputan6.com, dr. Muhamad Fajri Adda’i, yang merupakan dokter relawan Covid-19 dan edukator kesehatan, langsung memberikan penjelasan dan mengirim tautan situs National Center for Biotechnology Information (NCBI). Dalam situs NCBI, disebutkan virus Covid-19 bisa dibunuh jika sebuah objek dipanaskan pada suhu di atas 75 derajat celcius dalam durasi waktu tertentu. Dokter Fajri pun setuju dengan referensi tersebut. Jika pada rice cooker harusnya sampai 100 derajat celcius bisa membuat air mendidih, menurutnya bisa membunuh virus. Namun cara ini tidak direkomendasikan para ahli medis. Faktanya, rice cooker bisa rusak dan meledak bila yang dipanaskan uang logam. Kemudian, uang kertas bisa saja terbakar bila dipanaskan dalam suhu tertentu.
5. [HOAKS] Setelah Divaksin Kasus HIV dan Kanker Akan Meledak
Beredar sebuah unggahan berisi daftar penyakit yang diklaim disebabkan oleh vaksin flu atau Covid. Unggahan tersebut disertai diagram yang berisi berbagai penyakit antara lain kanker, infeksi HIV/AIDS, stroke, diabetes, arthritis, dan serangan jantung. Bahkan, di bagian bawah, disebutkan bahwa kematian adalah salah satu akibat dari pemberian vaksin.
Berdasarkan hasil penelusuran dari cekfakta.tempo.co, klaim bahwa vaksin flu dapat menyebabkan infeksi HIV dan kanker, maupun penyakit serta gangguan serius lainnya adalah keliru. Vaksin flu telah banyak digunakan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan belum pernah dilaporkan menyebabkan infeksi HIV maupun kanker. Selanjutnya, dilansir dari republika.co.id, Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe membantah kabar lawas yang kembali muncul di sebagian masyarakat tentang vaksin yang dianggap bisa menyebabkan autisme hingga kanker.
“Tidak ada vaksin yang bisa menyebabkan kanker, malah ada vaksin yang bisa melindungi kanker, vaksin hepatitis B yang bisa melindungi kanker hati, vaksin HPV melindungi kanker mulut rahim, jadi tidak benar vaksin sebabkan kanker,” ujar Dirga.
6. [DISINFORMASI] Legenda NBA yang Terpapar HIV Donor Darah untuk Pasien Covid-19
Beredar di media sosial unggahan foto yang menampilkan wajah legenda NBA, Magic Johnson. Foto ini diklaim bahwa legenda NBA tersebut mendonorkan darahnya untuk pasien Covid-19. Sebagaimana diketahui, Magic Johnson merupakan orang yang terpapar HIV/AIDS.
Faktanya, klaim bahwa Magic Johnson, legenda NBA yang terpapar HIV/AIDS sedang mendonorkan darah untuk pasien Covid-19 tidak benar. Adapun foto tersebut diambil pada tahun 2012 lalu, ketika Magic Johnson menjalani perawatan bersama Dr. David Ho.
7. [DISINFORMASI] RSUD Teluk Kuantan Tolak Pasien Hamil
Beredar di media sosial sebuah informasi yang membicarakan tentang penolakan seorang pasien yang sedang hamil oleh RSUD Teluk Kuantan.
Dilansir dari Goriau.com, Direktur RSUD Teluk Kuantan, dr. Irvan Husen melalui Plt KTU, Mauris Ramadian, membantah informasi yang beredar di media sosial tersebut. Mauris menjelaskan bahwa pasien datang ke RSUD pada tanggal 20 Januari 2021 dengan keluhan batuk dan tak mau makan, kemudian pihak RSUD melakukan rapid tes yang mana hasilnya reaktif. Pasien tersebut dianjurkan untuk dirawat terlebih memiliki gejala batuk. Namun, saat diberikan surat pernyataan bersedia diisolasi, pasien tersebut menolak dan memaksa untuk pulang.
Sumber: Kominfo