Hal ini menyebabkan sebagian besar lahan sawah di wilayah itu terancam gagal panen. Meskipun demikian, Dadan menegaskan bahwa upaya pengendalian hama terus dilakukan, termasuk melalui program pengendalian hama selama beberapa hari.
Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini adalah menanam benih padi bersertifikat yang tahan terhadap serangan hama tikus. Selain itu, pembangunan rumah burung hantu juga dilakukan di Kecamatan Kutawaluya.
Rumah burung hantu ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk menekan populasi tikus, dengan memanfaatkan burung hantu jenis Tyto Alba sebagai predator alami tikus di sawah.
Dadan menjelaskan bahwa rumah burung hantu tidak hanya digunakan untuk memberantas tikus, tetapi juga menjadi bagian dari program konservasi burung hantu.
Hal ini karena burung hantu, yang secara alami tidak mampu membangun sarangnya sendiri, memerlukan tempat tinggal yang disediakan di areal sawah agar dapat berkembang biak dan berperan dalam mengendalikan hama secara alami. (red)