Ratusan Jemaah Pondok Pesantren di Subang Keracunan Massal, Begini Penjelasan Dinas Kesehatan

Ilustrasi keracunan massal di pondok pesantren di Kabupaten Subang
Ilustrasi keracunan massal di pondok pesantren di Kabupaten Subang. (foto: istimewa)

Kepala Dinas Kesehatan, dr. Maxi mengatakan, sebagian besar dari mereka yang mengalami gejala keracunan merasakan pusing, mual, diare hingga muntah usai menyantap makanan dalam acara tersebut.

Pihaknya menduga, gejala keracunan warga bersumber dari olahan daging yang terdapat dari makanan nasi boks yang disantap warga. Untuk memastikan hal tersebut, kata Maxi, tim Dinas Kesehatan sudah membawa sampel makanan untuk diperiksa di lab.

Baca Juga:  99 Orang Kecarunan Massal Diduga Usai Makan Takjil, Satu Orang Meninggal Dunia

Sementara dari hasil pemeriksaan, sebagian besar mereka yang mengalami gejala keracunan terdapat peningkatan sel darah putih yang menandakan adanya bakteri yang bersumber dari makanan.

Ia berharap warga yang mengalami gejala keracunan tidak bertambah. Sementara mereka yang saat ini mendapat perawatan bisa segera pulih.

Baca Juga:  Ini Cara Istri KASAD Andika Perkasa Bantu UMKM di Tengah Pandemi

“Tim kami sudah menuju Desa Tanjung Kecamatan Cipunagara. Informasinya disitu disebutkan sebagai tempat memasak. Sementara bumbunya didatangkan dari Haurgeulis Indramayu. Kita sudah ambil sampelnya. Mudah-mudahan kita bisa segera tahu kandungan apa sih yang ada di makanan tersebut,” ujar Maxi.

Masih menurut Maxi, perawatan para korban keracunan tak dipungut biaya alias gratis. Menurutnya, bagi warga yang mengalami gejala keracunan tinggal datang saja ke pos pelayanan kesehatan yang tersedia.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Sebut Harga Pangan di Jawa Barat Relatif Terkendali

“Kami sudah umumkan kepada para kepala puskesmas, jika ada warga yang mengalami gejala keracunan usai menghadiri acara tersebut agar segera dilayani dan tidak dipungut biaya alias gratis,” pungkasnya.(red)