“Karena dia sering pamer harta, jadinya yakin. Kalau ikutan kemungkinan besar berhasil seperti pemiliknya,” tandas Rina.
Namun beberapa bulan mengikuti arisan tersebut, Rina merasakan kejanggalan karena pemilik arisan tidak kunjung mengirimkan uang hasil keuntungan.
“Saya mulai curiga dan cari-cari info ke teman yang juga ikut arisan. Ternyata sama banyak yang uangnya belum kembali,” kata dia.
“Saya juga curiga kalau barang-barang dan harta yang dia (pelaku) pamerkan itu hasil dari penipuan. Karena kan pelaku ini hanya ibu rumah tangga, suaminya tidak bekerja, dan hanya mengandalkan uang kiriman dari orangtuanya yang bekerja sebagai TKW,” tambahnya.
Menurutnya korban arisan tersebut mencapai ratusan orang dengan setiap korbannya merugi mulai Rp 10 juta hingga Rp 650 juta.
“Yang tertipu banyak. Reseller ya saja ada sekitar 80 orang. Belum lagi di bawah reseller. Jadi kalau ditotal bisa sampai ratusan orang. Kerugiannya beragam, ada yang Rp 10 juta hingga paling besar sampai Rp 650 juta. Kalau total kerugian seluruh korban mencapai Rp 4 miliar lebih,” jelas Rina.