Rafael menyebutkan, demokrasi harus tetap berjalan seiring dengan supremasi hukum yang berimbang. Menjelang tahun politik, lanjut dia, refleksi 98 dapat dijadikan sarana mahasiswa untuk referensi memperjuangkan nilai demokrasi.
“Mahasiswa punya peranan sebagai pelaku dalam menentukan sejarah bangsa. Menularkan nilai-nilai kesetaraan, demokrasi, menolak politik identitaa kepada masyarakat,” bebernya.
Edukasi politik akan terus digaungkan olehnya di beberapa daerah di Indonesia. “Insya allah kita juga melakukan acara tidak hanya di Bandung, Palembang dan di Jakarta mulai hari ini kita buat pameran foto sambil diskusi dengan kelompok buruh, kelompok petani dan mahasiswa,” paparnya.
Sementara itu, Wakil Dekan I Fisip Unpas Kunkunrat mengapresiasi diskusi interaktif sebagai kilas balik tragedi 98.
“Pertama saya apresiasi terhadap pena 98 dalam rangka memelihara spiritnya dengan melakukan sebuah diskusi khusus tentang isu demokrasi di kampus,” ucap Kunkunrat.