“Ketika dilihat, ternyata anak saya yang menjadi korban. Yang nonton itu anak SMP. Ada dua anak yang menjadi wasit. Video itu sempat di-upload ke YouTube,” katanya, Jumat (6/5/2022).
Meski video tersebut sudah dihapus di YouTube, MP mengaku sudah menyimpan videonya karena sebelumnya telah ramai menjadi buah bibir di masyarakat. Hingga saat ini, anak MP yang ada di video tersebut tidak mengakui perbuatannya dan memilih diam, bahkan sempat tidak ingin sekolah agama seperti biasa.
Sementara bocah yang saat itu berkelahi dengan anaknya, kata MP, sampai saat ini masih trauma dan tidak mau pulang ke rumahnya. Bahkan, bocah ini meminta pindah sekolah dan rumah lantaran takut terhadap MP.
“Dia merasa takut kepada saya karena sudah memukuli (berkelahi) dengan anak saya,” katanya melansir dari sukabumiupdate.com.
Selain perkelahian, MP mengatakan ada dugaan perundungan lain yang terjadi di lingkungan perumahannya seperti penyundutan rokok, anak kecil dimasukkan ke tong sampah, dipaksa makan cabai, hingga perusakan rumah dan vandalisme. MP menyebut rentetan dugaan bullying ini bermula dari perang sarung yang sudah dimediasi.