Rendahnya IPM dan Tingginya Kasus Stunting Jadi Permasalahan Utama di Kabupaten Cianjur

Ilustrasi IPM dan kasus Stunting di Cianjur. (Foto: Liputan6).

Tahun 2022 pihaknya mengupayakan peningkatan indeks pendidikan yang diprediksikan perlu kerja keras untuk mencapai target akhir RPJMD. Faktor penghambat yang menyebabkan kenaikan adalah masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk Cianjur di bawah 9 tahun.

Baca Juga:  Masyarakat dan Pengguna Jalan Diminta Waspada saat Lintasi Wilayah Selatan Cianjur

Sedangkan sasaran meningkatnya derajat kesehatan masyarakat adalah indeks kesehatan, dari tahun 2017-2020 indeks kesehatan terus mengalami peningkatan.

Tahun 2017 indeks kesehatan sebesar 0,761 meningkat menjadi sebesar 0,7712 di tahun 2020 sehingga telah memenuhi bahkan melampaui target akhir RPJMD sebesar 0,7686 poin.

Baca Juga:  Karawang Lanjutkan Simulasi Program Makan Siang Bergizi Gratis untuk Pelajar SD

“Sebagai salah satu pelayanan dasar, perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan sangat besar dengan mengupayakan persentase minimal anggaran untuk kesehatan sekurang-kurangnya 10 persen dari total anggaran yang ada,” jelas Herman.

Baca Juga:  Waduh! Korban Tewas Akibat Difteri di Garut Bertambah Jadi Tujuh Orang

Faktor yang mendorong pencapaian target tersebut karena keberhasilan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, pengurangan angka kematian ibu dan bayi serta pengurangan bayi gizi buruk dan upaya menurunkan kasus stunting.