“Hari ini juga kita mendapat penghargaan Kalpataru untuk warga dan institusi Jawa Barat, menandakan kita harus mewariskan Jawa Barat lebih baik lagi. Kualitas air dan sampah sudah membaik secara umum di awal 2017 tapi masih tunggu saja di 2025 sebagai akhir dari Citarum Harum seperti apa,” ucapnya.
Dia melanjutkan, berbagai persoalan telah dipetakan dan diharapkan dapat segera diselesaikan. Terlepas dari itu, dia mendorong kepada seluruh pihak, terutama media massa dan stakeholder yang terlibat dalam program Citarum Harum, untuk dapat menyiarkan kepada masyarakat setiap progres pekerjaan, serta mendukung kelancaran pelaksanaan penyempurnaan sungai tersebut.
“Setelah dipetakan masalah, progres hari ini. Akan dikoordinasikan per masalah untuk memastikan solusinya apa, karena ada 12 isu di Citarum ini. Tolong dipublikasikan agar warga tidak buang sampah, mengapresiasi banjir berkurang walaupun masih ada. Makanya media bagian dari Pentahelix,” imbuhnya.
Menurut Ridwan Kamil, kolaborasi dalam penanganan Citarum Harum sempat mendapat apresiasi pada 2021 silam pada forum PBB di Glasgow, Skotlandia. Dimana konsep pentahelix dianggap menginspirasi negara-negara lain di dunia. Maka dari itu dia meminta, siapapun pimpinannya kelak konsep tersebut tetap berjalan secara optimal.
“Gagasan jangan berhenti di sosok. Kolaborasi pentahelix, super tim maka dansatgas simbol saja. Kita berharap Citarum Harum jangan terpengaruh dengan jabatan politik,” pungkasnya. (Red)