Menurut dia, tantangan Jawa Barat adalah mayoritas sumber daya manusianya tinggal di desa. Banyak dari penduduknya menganggap kehidupan di kota lebih baik ketimbang di desa.
Ridwan Kamil menyadari bahwa kesenjangan terbesar terletak pada pembangunan desa. Selama lima tahun pemerintahannya sebagai gubernur, berbagai upaya dan anggaran signifikan telah dialihkan ke desa untuk menjembatani kesenjangan dan meningkatkan mata pencaharian masyarakat setempat.
“Maka, program-program di desa Jawa Barat ingin mengembalikan itu, dengan cara berinovasi. Ada sebelas program, mulai dari pendidikan, mendigitalisasi produksi-produksi pertanian, membuat petani milenial, bikin sekolah perempuan, dan mengajak alumni ikut patriot desa kembali ke desa, itu cara-cara Jawa Barat, sehingga hasilnya seribu desa miskin ini hilang dalam empat tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan hampir 60 persen industri pengolahan berlokasi di Jawa Barat, sehingga perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh kinerja industri di daerah tersebut.
Dalam struktur perekonomian di Jawa Barat, sektor industri memiliki kontribusi terbesar dan menduduki peringkat pertama, disusul oleh sektor pertanian. Hal ini menjadi kekuatan bagi Jawa Barat untuk menyerap tenaga kerja guna menekan kesenjangan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat.