Menurut Ridwan Kamil, dengan mengonversi kendaraan dari BBM menuju listrik bisa menghemat ongkos. Dirinya mengibaratkan, jika biasanya menggunakan motor BBM memakan biaya Rp200 maka, dengan mengonversi menjadi listrik hanya memakan biaya Rp50 atau bisa seperempat lebih hemat.
“Sehingga hasilnya tidak perlu pakai bensin lagi, cukup mencolok ke listrik dan menghemat biaya sampai seperempatnya. Kalau pakai bensin Rp200 ini bisa Rp50. Di sini tidak ada tangki bensin lagi, sekarang udah berubah jadi tempat baterai,” tuturnya.
Ridwan Kamil pun berharap kepada Kementerian ESDM untuk memperbanyak bengkel-bengkel konversi kendaraan listrik. Sehingga lebih banyak masyarakat Jawa Barat yang mengkonversi kendaraan berbasis BBM-nya ke listrik.
“Kami berharap bengkelnya lebih banyak yang bisa mengubah motor ojek, motor kantor, motor dinas menjadi motor listrik,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan tahun 2022 semua bersemangat tidak ada bunyi, tidak ada polusi, hemat biaya dan itulah masa depan Indonesia yang lebih bersih, lebih hijau,” tandasnya. (Red)