“KIM Plus bisa solid di Jabar sampai hari ini karena ada insentif-insentif yang sebetulnya belum konkrit. Ini masih tarik ulur, semua partai masih berharap mendapatkan hasil maksimal jadi wajar KIM masih solid,” bebernya.
Sampai saat ini, kata Firman, KIM solid untuk Jabar dan akan menjadi poros koalisi. Sedangkan, non-KIM harus konsisten untuk menjadi penyeimbang di Jabar.
Partai-partai yang tidak memiliki cukup kursi untuk mengusung, sambung dia, menjadikan tidak adanya alternatif calon untuk bertarung di Pilkada Jabar, sehingga memungkinkan terjadinya lawan kotak kosong.
“Tidak cukup kursi untuk mengusung alternatif. Jawa barat masih mungkin lawan kotak kosong,” tuturnya.
Sementara itu, Peneliti Utama IPRC Muradi menyampaikan bahwa kemungkinan kotak kosong di Jabar kecil. Menurut dia, kotak kosong mengancam demokrasi, karena akan menjadikan publik frustasi.