“Tahun lalu, ada empat pasien yang kami periksa. Hasilnya, dua orang terkonfirmasi positif Mpox dan telah menjalani perawatan sesuai prosedur,” jelas Prof. Hendra.
Kedua pasien yang terkonfirmasi positif tersebut kini telah sembuh total setelah menjalani perawatan dan isolasi di fasilitas khusus RSHS.
“Satu pasien dirawat di sini karena merupakan kasus pertama, sementara yang lain menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat hingga dinyatakan sembuh,” tambahnya.
Prof. Hendra juga menjelaskan bahwa virus Mpox dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit pasien yang terinfeksi, benda-benda yang tercemar, atau melalui droplet di udara.
Di tengah meningkatnya kasus Mpox di beberapa negara, ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari keramaian yang tidak esensial.
“Saat ini kita perlu lebih berhati-hati, terutama karena varian Mpox 1B yang ditemukan di Thailand dilaporkan lebih virulen. Sebisa mungkin, hindari keramaian yang tidak perlu dan tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” jelasnya.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa dari 88 kasus Mpox yang tercatat di Indonesia sejak 2023, seluruhnya termasuk varian clade II atau 2B. “Hingga saat ini, semua kasus Mpox yang ditemukan di Indonesia merupakan varian clade II atau 2B,” tutup Prof. Hendra. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News