Selain itu, dalam rangka mendukung deteksi dini gagal ginjal, Pemerintah Kota Bogor juga menggelar kegiatan skrining penyakit gagal ginjal pada anak menggunakan metode carik celup.
Skrining ini melibatkan 1.000 siswa kelas 6 SD dari 25 sekolah di Kota Bogor, dengan tujuan untuk mendeteksi lebih awal tanda-tanda gagal ginjal, sehingga penanganannya bisa dilakukan lebih cepat dan mencegah kondisi tersebut semakin parah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa pengembangan metode pengobatan CAPD ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan kesehatan kepada masyarakat.
“Dengan menjadikan RSUD Kota Bogor sebagai salah satu pusat rujukan untuk pengobatan penyakit ginjal, kami berharap dapat mengurangi beban rujukan ke rumah sakit di Jakarta dan Bandung, serta mempermudah akses masyarakat tanpa harus menempuh jarak jauh,” tuturnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News