“Pertumbuhan ekonomi yang kini telah berangsur pulih pasca pandemi Covid-19 membawa angin segar juga terhadap daya beli masyarakat. Peningkatan ini sejalan juga dengan meningkatnya produksi dan konsumsi masyarakat. Namun ternyata, hal tersebut juga tetap memiliki dampak yang kurang baik seperti turut meningkatnya produksi sampah daerah,” kata Djarot dalam keterangan yang diterima, Sabtu (14/10/2023).
Masih mengutip dari SIPSN, tercatat Kabupaten Jepara menyumbang sampah lebih dari 150 Ribu Ton per Tahun. Sedangkan, menurut Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Jepara, Lulut Andi Ariyanto, sampah di Jepara didominasi oleh sampah plastik yang berasal dari permukiman dan juga sampah kiriman di pesisir pantai.
Dirinya juga menuturkan bahwa sampah di Jepara terdiri dari 25 persen sampah organik dan 75 persen sampah anorganik dimana 30 persennya berupa sampah plastik.
Saat ini, program TJSL PLN terus berfokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah disepakati oleh negara-negara di dunia. Program bantuan ini sendiri merupakan wujud upaya PLN dalam pencapaian SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan.
Petinggi Desa Tunggulpandean, Khotibul Umam menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan Program Bank Sampah yang diserahkan oleh PLN. Dirinya menyebut bahwa ini merupakan kesempatan bagi masyarakat Desa Tunggulpandean untuk berkontribusi dalam peningkatan kepedulian kepada lingkungan sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui adanya bank sampah, dirinya berharap masyarakat akan peduli terhadap lingkungan khususnya nasabah dari Program Bank Sampah.