Abdul warga setempat yang juga aktivis bagian Paguyuban Masyarakat Adat Desa Kembangkuning merasakan dampak proyek pengerjaan lahan tersebut berlangsung sampai pemukiman warga.
“Hampir setiap malam bising terus, apalagi pengerjaan proyek itu sering sampai larut malam, padahal saya sudah imbau dari kejauhan untuk segera off tapi tidak digubris, kadang sampai jam 11 malam baru selesai, sedangkan yang paling fatal tadi malam asap hitam dari mesin excavator masuk rumah warga,” Ucap Mang Dani kepada awak media, Minggu, 21 Mei 2023, petang.
Ia menilai, pembaharuan lahan yang sedang dilaksanakan perusahaan melalui vendor terlalu berlebihan karena tidak sesuai dengan jam operasional yang berlaku.
“Penting adanya respons pemerintah Desa setempat terhadap vendor tersebut, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian harinya,” ucap Mang Dani.
Menurutnya, sampai saat ini pemerintah Desa Kembangkuning sendiri masih belum ada tindakan yang masif terhadap aktivitas yang terus berlangsung.