“Untuk tahap awal, kami fokus pada 6.400 siswa. Ini baru langkah awal dari target jangka panjang kami,” tambah Tantan.
Dua dapur yang digunakan dalam program ini telah memenuhi standar higienitas dan sanitasi, dengan kapasitas produksi hingga lebih dari 3.000 porsi makanan per hari. “Dapur di Husein Sastranegara sudah sepenuhnya siap mendukung kebutuhan program ini,” katanya.
Selain meningkatkan gizi siswa, program ini juga memiliki dampak positif lainnya, seperti mengurangi risiko jajan sembarangan dan membantu orang tua dalam menyiapkan bekal pagi. “Dengan program ini, siswa mendapatkan makanan yang sudah diperhitungkan gizinya dengan baik, sehingga mendukung terciptanya generasi yang lebih sehat dan cerdas,” kata Tantan.
Lebih jauh, program MBG juga diharapkan menjadi inspirasi bagi kota-kota lain untuk mengutamakan kebutuhan gizi anak-anak sekolah. “Ini bukan sekadar program sosial, tetapi juga investasi besar bagi masa depan generasi penerus kita,” pungkasnya.
Langkah inovatif ini menjadi sinyal positif bahwa Kota Bandung terus berupaya menghadirkan solusi konkret untuk masalah gizi dan kesehatan anak-anak, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendekatan holistik. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News