Menurutnya, pihak sekolah baru mengetahui ketika pembagian raport pada semester pertama Shintya mengalami demam karena DBD, kemudian dibawah berobat namun karena BPJS nya mengalami tunggakan pembayaran sehingga sempat terjadi kendala.
“Kemudian pihak sekolah langsung menanganinya dengan menyelesaikan tunggakan BPJS yang nilainya sekitar Rp 2 juta, dan akhirnya Shintya harus dirawat karena divonis mengidap penyakit Lupus,” ujar Plt SMAN 2 Purwakarta Cecep Hendrik diamini Wakasek Humas Deasy Kania, Selasa (2/5/2023).
Usut punya usut, hingga kini biaya pengobatan Shintya bayarkan oleh para dermawan mulai dari sekolah, guru, dan peserta didik yang mau menyumbangkan sedikit rejekinya untuk Shintya.
“Alhamdulilah semua biaya selama Shintya menjalani pengobatan dibiayai oleh pihak sekolah, dananya diperoleh dari sumbangan dari sekolah, guru, dan peserta didik. Kami berharap Shintya segera sembuh agar kembali sekolah,” pungkasnya melansir dari Transjabar.com. (Red)