“Setelah terbentuk lembaran gedebok pisang siap produksi, barulah proses pengerjaan dilakukan layaknya mengerjakan songkok atau kopiah pada umumnya. Pelepah digunting sesuai pola lalu dijahit dan dilem pada bagian tertentu,” ucapnya.
Ditahap akhir, lanjut dia, Kopiah atau songkok dilapisi cat khusus agar lebih awet sekaligus menarik karena tetap menampilkan serat dan warna asli pelepah pisang saat kering, yakni coklat keemasan.
Kang Ipin mengaku dalam pembuatan songkok diperlukan kehati-hatian agar tidak patah. Menurutnya, meskipun dari pelepah pisang tetapi tetap lentur seperti pada umumnya saat dikenakan.
“Songkok hanya di produksi secara temporal atau waktu tertentu karena tidak mau menimbun debok dalam waktu lama. Jadi kalau menerima pesanan dan untuk kebutuhan tertentu. Tidak ada batasan jumlah pesanan, berapa pun kami terima asalkan mau menunggu dan hanya bisa request ukuran,” jelas Kang Ipin.
Kang Ipin berharap, kedua produk tersebut bisa dipasarkan ke pasar internasional sehingga bisa membangkitkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.