Persoalan ini mencuat saat orang tua siswa perempuan kelas XI membuat unggahan terkait dugaan penganiayaan tersebut. Postingan tersebut viral di media sosial akhir pekan lalu.
Menurut Yonandi, kejadian yang memicu unggahan tersebut bermula saat terjadi cekcok di ruangan kelas. Secara kebetulan, guru tengah ke kamar kecil pada pergantian jam pelajaran. Kejadiannya pun sangat cepat.
“Jadi ada siswa laki-laki yang cekcok dengan teman laki-laki lain di kelas. Gara-gara dilempari kerikil tembok yang terkelupas. Ada satu temannya lagi melerai. Kemudian siswa perempuan mencoba melerai. Namun terdorong dan bagian pelipisnya mengenai papan tulis,” bebernya.
Siswa tersebut sempat dibawa oleh guru ke ruangan PMR sekolah, lalu mendapat penanganan di RSUD dr. Soekardjo. Keesokan harinya, kedua orang tua dihadirkan ke sekolah, namun orang tua siswa perempuan kadung lapor ke kepolisian malam harinya.
“Insya Allah terkait laporannya juga akan dicabut. Soal orang tua siswa laki-laki katanya pejabat di Kemendikbud, itu tidak benar. Memang ASN, tapi di lingkup Pemprov Jabar,” tandasnya. (Red)