“Pas saya tanya ke anak saya terkait itu anak saya langsung ngomong ‘gandeng lah geus teu hayang ngadenge ngaran eta’ (berisik lah sudah tidak mau mendengar nama pelaku). Pokonya dia malu kalo ngedenger kata itu,” jelasnya.
Menurut orang tua korban, perlakuan dari pelaku dugaan pelecehan terhadap anaknya tersebut sudah sering dilakukan pelaku berulang-ulang.
“Kemungkinan pelaku melakukannya berulang-ulang. Pelaku mengaku ada tujuh orang cuman belum tau yang saya tau katanya segitu termasuk anak saya,” tutur dia.
Selain itu, masih kata SS, pelaku melakukan aksi bejatnya di pesantren disaat seluruh korban sedang tidur dan langsung memegang alat vital dari para korban.
“Jadi perbuatan pelaku dilakukan pada malam hari sekitar pukul 12 malam, saat anak sedang tidur,” singkatnya.