Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat, imbuh Dadang, berupa sosialisasi tentang antisipasi kebakaran, seperti langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan dalam penanggulangan pertama saat kebakaran.
Bahkan, Dadang mengatakan, peran masyarakat akan semakin meningkat dengan hadirnya Sidokar (Sistem Dokumen Kebakaran).
“Untuk perbandingan di tahun 2021 ini 60:40. Masyarakat melakukan 40 persen sosialisasi, dan 60 persen sosialisasi dari kami. Apalagi tahun ini kami juga sudah menganggarkan untuk aplikasi Sidokar. Dengan aplikasi ini masyarkat jadi tahu titik lokasi kebakaran, bagaimana antisipasinya, dan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Selain itu, Dadang juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kebakaran jelang musim kemarau nanti. Terutama bagi masyarakat yang masih suka mengolah sampah dengan cara membakar di lapangan.
“Selain kelalaian seperti korsleting listrik atau kompor, kasus kebakaran akibat bakar-bakar sampah di lahan terbuka pada tahun 2020 mencapai 60 kejadian. Ini paling rentan, dengan cuaca yang kering, ditambah embusan angin,” tandasnya. (Red)