Sementara, di tempat hal sama, Ketua KAMMI Cianjur Dika Muhamad Rifai mengatakan, kenaikan BBM pada kurun waktu 10 tahun terakhir begitu signifikan dari kenaikan harga premium hingga pertalite, akhirnya berujung kelangkaan dan tidak digunakan kembali premium sebagai BBM dapat dikonsumsi publik.
“Politik minyak tentunya bukan menjadi barang baru di Indonesia,” jelasnya.
Ia memaparkan, disadari apapun jenis minyak mulai dari minyak tanah hingga minyak goreng, pada akhirnya selalu mempengaruhi harga produksi bahan pokok. Apalagi dalam kurun waktu satu tahun ke belakang, permasalahan minyak goreng menjadi momok yang sangat menakutkan.
“Permasalahan politik minyak ini akhirnya bermuara pada peran pemerintah dalam menganggarkan subsidi,” ujar Dika.
Namun, ia menambahkan, pada pelaksanaan kini pemerintah kembali menggunakan BLT sebagai solusi yang digunakan dalam mengatasi kenaikan BBM saat ini. Tentu ini sangat kontradiktif dengan pernyataan Presiden Jokowi sendiri yang jejak digitalnya tidak dapat dilupakan.