Selain itu, kata Wita, terdapat gangguan cuaca di negara produsen dan adanya peningkatan pembelian kedelai dari China akibat adanya restrukturisasi di bidang peternakan.
“Kenaikan harga kedelai ini tentu akan berdampak pada penyesuaian harga produk turunan kedelai. Upaya pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga kedelai dimaksud saat ini masih menunggu pembahasan lebih lanjut di tingkat Menteri. Saat ini harga kedelai di Purwakarta mencapai Rp16 ribu rupiah,” imbuhnya.
Wita berharap perajin tahu dan tempe tetap menjalankan produksinya agar tahu dan tempe tetap tersedia untuk pasaran. Adapun untuk mensiasati ketersediaan tempe dan tahu, perajin dapat menyesuaikan nilai produksi dgn nilai jual ke pasaran dan memodifikasi ukuran tahu dan tempe.
“Kalau saya sih berharap para pedagang bisa tetap produksi, misalnya dengan cara mengurangi ukuran tahu tempe di pasaran atau menaikkan hrga jual sesuai dgn nilai produksi, dengan begitu para pedagang bisa tetap menjalankan roda perekonomiannya dan ketersediaan tahu tempe tetap ada di pasaran,” ungkap Wita. (Gin)