Firman menyampaikan, seperti bangunan gedung, kantin, sarana prasarana, komputer, LAB bahasa pasca gempa bumi itu aula belum ada yang bangun.
“Kita juga mau ospek ribuan orang bingung mau simpan di mana. Jadi harus ada kekuasaan, kalau minta uang dari mahasiswa kasihan juga,” terangnya.
Firman menambahkan, jadi akhirnya ke Uang Dana Bulanan (UDB) lagi, unjuk rasa (Unras) lagi, tapi sebagai orang Unsur Cianjur yang memahami kultur dan kebiasan bahwa pengurus yayasan orang dekat bupati, dirinya memahami hal itu.
“Misalnya bu Yana dua periode kami tidak protes, mungkin tidak setuju, tidak menyuruh teman mahasiswa unras, sudahlah itu ranahnya bupati,” bilangnya.
Firman menambahkan, Kalau yayasan harus bisa mencari uang untuk membangun sehingga kepala sekolah (KS) tinggal mencari siswa (peserta didik).
“Surat Edaran (SE) Ditjen DIKTI nomer 3 tahun 2021surat edaran tidak diatur dan tidak dilarang. Jadi hal itu diperbolehkan,” tutupnya. (Mul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News