“Untuk saat ini, kami sifatnya masih memonitor, belum bisa memastikan sumber dari gempa ini. Sehingga, kami belum bisa memastikan penyebabnya. Karena, ada yang lebih urgent yaitu menenangkan dan menyelamatkan warga terlebih dahulu,” ujar Dwikorita.
Meskipun belum ada kepastian mengenai penyebab pasti gempa, Dwikorita mengimbau warga untuk tetap tenang, waspada, dan tidak terpengaruh oleh informasi hoaks yang mungkin beredar di media sosial.
“Kami imbau masyarakat di Sumedang tenang namun tetap waspada. Gempa di Sumedang ini juga memberi pelajaran bahwa daerah yang jarang terjadi gempa juga bisa terjadi gempa, sehingga harus siap. Jadi, sikap kita harus siap menghadapi gempa ini,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, turut memberikan peringatan terkait potensi bencana longsor di wilayah perbukitan Sumedang.
Mengingat kondisi geografis Sumedang yang didominasi oleh kawasan perbukitan, Daryono menekankan pentingnya kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor.
“Saat ini di Kabupaten Sumedang banyak rumah yang dibangun tidak dengan building growth atau bangunan yang tahan gempa. Ke depan, ini harus lebih diperhatikan, terutama dalam membangun rumah. Tentunya, harus rumah yang tahan gempa,” tambah Daryono.
Dengan perkembangan situasi gempa Sumedang, BMKG terus melakukan pemantauan dan penelitian lebih lanjut untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan kepada masyarakat. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News