Rudy menegaskan bahwa pada tahun 2023, kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah meningkat menjadi 40,2 persen. Ia mengaku optimis bahwa dengan pengelolaan potensi yang ada, baik dari segi alam maupun sumber daya manusia, PAD masih bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi sambil menjaga lingkungan dan mengembangkan potensi SDM.
Rudy juga menyoroti perubahan dalam postur belanja daerah. Pada tahun 2020, belanja pegawai menyerap 29 persen dari total belanja daerah.
Dari total belanja sebesar Rp8,40 triliun, Rp2,44 triliun dialokasikan untuk belanja pegawai, sementara belanja barang dan jasa mencapai Rp2,72 triliun, belanja modal Rp1,48 triliun, dan belanja lainnya sebesar Rp1,75 triliun.
Pada tahun 2023, realisasi belanja mencapai Rp9,62 triliun. Dari jumlah tersebut, belanja pegawai hanya 26,9 persen dari total belanja daerah. Belanja barang dan jasa naik menjadi Rp3,39 triliun, belanja modal Rp1,30 triliun, dan belanja lainnya meningkat menjadi Rp2,23 triliun.
Kenaikan belanja lainnya paling besar dialokasikan untuk bantuan keuangan, yang salah satunya mendanai program pembangunan infrastruktur desa, Samisade. Pada tahun 2023, belanja untuk bantuan keuangan naik menjadi Rp1,37 triliun dibandingkan tahun 2020 yang hanya Rp850,9 miliar.
Rudy menegaskan bahwa pendapatan dan belanja sudah lebih produktif dan harus terus diperbaiki agar setiap sen APBD digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News