Dia menjelaskan, konsep terakota juga diaplikasikan pada beberapa jembatan penghubung di Majalengka, untuk menambah nilai estetika pada fasilitas tersebut.
Dengan cara ini, lanjut Dedi, Kabupaten Majalengka bisa memiliki daya tarik untuk mendatangkan turis ke daerahnya selain mengandalkan destinasi wisata alam.
Dedi mengungkapkan mendapatkan ide tersebut, setelah menyaksikan pameran seni terakota, yang diselenggarakan oleh pegiat ekonomi kreatif (ekraf) dari komunitas Jatiwangi Art Factory (JaF).
“Saya melihat potensi dan terinspirasi, agar bagaimana di beberapa lokasi di Majalengka harus ada sentuhan seni terakotanya,” jelasnya.
Guna merealisasikan hal tersebut, pihaknya bakal berkolaborasi dengan seluruh pegiat ekraf, terutama yang berasal dari komunitas JaF.