Dedi Mulyadi juga menyoroti fenomena banyaknya kandidat lain yang kini mengikuti jejaknya menggunakan media sosial sebagai alat kampanye.
Namun, ia menekankan bahwa perbedaannya terletak pada pendekatan mereka. “Kebanyakan calon memakai jasa konsultan, sedangkan saya berjalan sendiri,” imbuhnya.
Lebih jauh, mantan Bupati Purwakarta itu menjelaskan bahwa saluran YouTube miliknya telah aktif jauh sebelum ia mencalonkan diri di Pilgub Jabar 2024.
Awalnya, kanal tersebut berfungsi sebagai arsip kegiatan selama ia menjabat sebagai anggota DPR RI.
“Dulu, waktu jadi anggota DPR, saya punya waktu luang, jadi saya manfaatkan untuk membantu masyarakat dan merekamnya. Banyak konten di YouTube saya yang memperlihatkan rumah warga diperbaiki, anak sekolah dibantu, atau kambing mereka bertambah. Semua itu alami, bukan sekadar gimmick seperti konten kreator pada umumnya,” jelasnya.
Melalui pendekatan ini, Dedi Mulyadi berharap dapat menginspirasi kandidat lain sekaligus memberikan dampak nyata kepada masyarakat tanpa sekadar bergantung pada citra atau pencitraan semata. (red)