Koswara menjelaskan, sebanyak 16 kepala keluarga (KK) di sekitar area kejadian telah dievakuasi. Empat KK mengalami dampak langsung. Sementara 12 KK lainnya dipindahkan sebagai langkah pencegahan jika terjadi keruntuhan susulan.
“Kami sedang mencari tempat relokasi yang lebih nyaman dan dapat digunakan untuk jangka waktu lebih lama,” tambahnya.
Untuk sementara, para warga yang terdampak ditempatkan di lokasi pengungsian seperti sekolah dasar, Posyandu, dan rumah susun (Rusun). Koswara memastikan kebutuhan dasar warga yang mengungsi akan terus terpenuhi selama masa evakuasi berlangsung.
BBWS merencanakan perbaikan tanggul dimulai dalam waktu dekat. Selain membangun ulang tanggul, warga yang tinggal di area sepadan sungai diimbau untuk mematuhi aturan jarak aman. “Rumah-rumah di sepanjang bibir sungai harus dikosongkan demi keselamatan bersama,” jelas Koswara.
Menurut regulasi yang berlaku, jarak minimal area sepadan sungai di Kota Bandung adalah tiga meter dari tepi sungai. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas tanggul dan mempermudah proses evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
“Tanggul dapat bertahan jika beban berasal dari samping, namun beban dari atas seperti bangunan rumah akan melemahkan strukturnya, kecuali tanggul tersebut terbuat dari beton yang lebih kokoh,” katanya.
Koswara juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada selama musim hujan, mengingat risiko bencana yang lebih tinggi di wilayah dekat aliran sungai. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News