“Orang tua yang paling mengenal anaknya. Mereka yang merawat, mendidik, dan tahu sifat-sifat anaknya. Jika orang tua tidak tahu apa yang terjadi dengan anak mereka, itu bisa berbahaya. Oleh karena itu, orang tua harus lebih intensif dalam berkomunikasi dengan anaknya,” jelasnya.
Ketua DPW PAN Jawa Barat ini menggaris bawahi pentingnya deteksi dini atas masalah yang mungkin dihadapi anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Menurutnya, kedua lingkungan tersebut sangat berperan dalam perilaku anak.
“Kita perlu tahu apa yang terjadi di rumah dan di sekolah. Sinkronisasi antara keduanya sangat penting. Misalnya, jika anak merasa tidak dihargai di rumah, itu bisa memicu perilaku negatif di luar maka obatnya harus tepat, jangan sampai salah diagnosis. Jika anak dihargai di rumah, tetapi tetap melakukan kekerasan, maka harus dicari tahu penyebab lainnya,” bebernya.
Desy juga menekankan pentingnya peran psikolog, guru Bimbingan Konseling (BK), serta orang tua dalam berkomunikasi untuk memahami apa yang terjadi di pikiran dan hati anak-anak. “Dengan begitu, kita bisa lebih mudah menemukan solusi yang tepat,” sambungnya.
Dalam hal penegakan hukum, Desy mengingatkan bahwa meskipun anak di bawah umur, mereka tetap harus menghadapi konsekuensi dari perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.