Tedy mengambahkan, dirinya rutin turun langsung ke pasar-pasar karena minyak goreng ini menjadi kebutuhan masyarakat dan benar-benar harus dikawal.
Dari pantauan di lapangan, kelas bawah dan UKM sangat membutuhkan minyak goreng curah ini.
“Mereka bukan hanya mengeluhkan, tetapi menjerit,” katanya.
Meski begitu, Tedy dan Disdagin masih terus berjuang untuk mencari pemenuhan stok minyak goreng bagi warga.
Komuniksi dengan distributor lainnya terus diupayakan, karena di Kota Bandung kan ada empat distributor untuk minyak goreng curah.