Jadi tidak hanya pengkondisian, masih ujarnya, satu titik di sini dan tidak dalam bentuk massal. Tapi benar-benar melayani hak anak untuk bermain, dan bermainnya juga tidak sembarangan mainan gitu tidak hanya berkumpul tepuk tangan atau nyanyi-nyanyi.
“Tapi lebih ke bagaimana tubuhnya bisa bergerak menggunakan fisiknya akrab dengan permainan tradisional dahulu (main pecle, kelereng, main sapintrong dan lainnya),” terang Deni.
Lebih lanjut ia menuturkan, karena anak-anak mengetahui seni bermain masing-masing kesenangan (hobi) yang bisa mengelompokkan. Dan, ATB juga kolaborasi dengan Madrasah atau dengan Pondok Pesantren (Pontren) yang lain. Bahkan SDN gitu, artinya diberitahukan gurunya bahwa akan ada kegiatan saat ini.
“Jadi tema hari ini sekarang kita punya tematik melalui kebersamaan,” ucap Koordinator Layanan Dampingan Psikososial (LDP) dari Posko Al-Kautsar Tanggap Bencananya (ATB) Deni WJ.
Ia memaparkan, secara umum mungkin traumatik ini agak sempit maknanya. Jadi hanya sebatas ngumpulin anak-anak yang nyanyi-nyanyi, kasih nasehat lalu dibagi makanan habis itu bubar.