Namun, sangat terbuka dan sudah terjalin juga kerja sama dengan pihak luar untuk penerimaan dana yang bisa disalurkan dalam kegiatan LAZ Abulyatama Indonesia.
“Bahkan, sebagai lembaga LAZ, kita memiliki ijinnya dari Baznas dan Kementrian Agama untuk ijin operasionalnya, sementara, untuk yayasan dari Dinas Sosial,” ulasnya.
“Sedangkan target utama yang ingin kita capai di tahun ini untuk LAZ sesuai hasil musyawaroh kerja kita, kita tuh insyaallah ingin bisa mencapai 1.000.000 penerima manfaat, sementara untuk target himpunannya berkisar di 100 milyaran dan memang untuk jadi LAZ itu sendiri, kita ditarget harus capai 50 Milyaran. Dan mudah-mudahan target ini bisa terealisasi,” tutur Sudarmanto.
Sudarmanto pun menjelaskan kegiatan LAZ Abulyatama Indonesia tidak hanya dilakukan di Indonesia saja tetapi luar Indonesia juga berjalan. Untuk tim yang ada di luar negeri, ada divisi yang bernama Energi of Aqso dimana satuan kerja ini bertugas untuk santunan ke Palestina.
“Dulu pun sebelum terjadinya genosida di Palestina, LAZ Abulyatama Indonesia ini pun memberikan santunannya ke Ughur Cina. Dan kegiatan yang kami jalani tidak terjun langsung ke daerah yang dimaksud tetapi bekerja sama dengan NGO-NGO (Non-Government Organization) yang berada di sana,” tukas Sudarmanto.
Sebelum peresmian rumah TYV, para undangan yang hadir diberikan pemaparan perihal program kebermanfaatan yang bisa berkontribusi terhadap umat juga berdampak luas di masyarakat.
Secara internal, orang yang menjalankan program agen kebaikan akan memiliki efek berupa ibadah dan juga bisa berpenghasilan/nafkah.