“Dari total 2000 gempa bumi, sekitar 56 kejadian gempa dirasakan,” ungkap Hendro.
Tambahnya, aktivitas gempa di analisis terjadi dari dua sumber utama yaitu zona subduksi dan megathrust di Samudra Hindia dan patahan aktif Sumatra. Zona aktif subduksi Sumatra dibentuk oleh pergerakan lempeng tektonik dari Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan 5-6 cm pertahun akibat densitas yang lebih besar.
“Penyebab palung Samudra Hindia dan beberapa pulau di depan Sumatra serta patahan Sumatra yang cenderung bergerak menganan serta beberapa kejadian gempa dan tsunami. Patahan Sumatra sendiri bergerak 1-2 cm per tahun, walaupun lebih kecil tapi efek kerusakan nya lebih besar karena dekat dengan pemukiman, seperti gempa Tarutung 2022 M 6.2 dan Pidie Jaya di 2017 dengan M 6.7,” imbuh dia.
Hendro menjelaskan, secara tektonik, wilayah Aceh Tengah paling tinggi seismisitas yang dipengaruhi oleh aktivitas sesar geser Aceh Tengah dan Tripa yang sangat aktif.
“Untuk Sumut, wilayah Tarutung paling banyak terjadi gempa bumi yang dipengaruhi oleh aktivitas dari sesar Toru, dan kami memiliki rencana besar untuk membuat suatu buku tentang sejarah gempa merusak di wilayah Sumatra Utara,” bilangnya. (Mad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News