Rosye menjelasakan, belum ada laporan kematian akibat DBD yang diterima oleh Dinkes Kota Bandung. “Kematian belum ada yang terlaporkan yang masuk ke Dinkes,” jelasnya.
Rosye mengungkapkan bahwa pihaknya belum mendapat memprediksi puncak kasus DBD di Kota Bandung.
Pasalnya, lanjut dia, dengan cuaca yang tidak menentu, pola peranakan nyamuk yang menjadi vektor semakin sulit diprediksi.
“Tahun 2020 puncak itu di bulan maret, dengan 479 kasus, di 2021 puncaknya di Bulan Desember ada 695 kasus, perkiraan tahun ini tergantung cuaca, belum bisa diambil kesimpulan, basanya ada pola, disesuaikan dengan cuaca, saat ini kan cuaca berubah terus,” tandasnya. (Red)