Jeje, menceeritakan kronologis kejadian dengan menggunakan bahasa alih kode antara bahasa Sunda dan Indonesia. “Bukan kewenangan sia (kamu), tapi kewenangan aing (saya) yeuh (nih),” kata Jeje sambil menepuk dadanya.
“Karena dia preman, bukan pemilik di situ dan jadi pembeking, saya tahu. Aing yang nyabut dengan Aparat Pemda, bukan sia. Dia keukeuh terus, saya usap wajahnya, bukan dipukul,” kata Jeje melalui video yang beredar di media sosial, Minggu (1/1/2022).
Lebih lanjut, Jeje bertutur masih menggunakan Bahasa Campuran Sunda Indonesia, Ari maneh teu sadar sadar (Kok Kamu tidak sadar sadar), ia menegaskan kronologi kejadian sambil memetakan tangannya.
“Gitu dan tiba tiba di belakang ribut anak-anak. Jadi kenapa saya tersinggung, kan kecewa. Segel kan dicopot oleh aparat hukum, ulama, Pemda. Dicabut tiba-tiba, disobek dan seterusnya. Itu sudah kelewat batas,” kata Jeje menegaskan.
Kemudian, Jeje melanjutkan cerita mencari pria berinisial UN (52) hingga ketemu dan menanyakan alasan pencabutan segel yang menurut ia merupakan kehormatan Pemda dan ulama yang ada di sana.