Warga Desa Sarireja Subang Kesulitan Air Bersih

JABARNEWS | SUBANG- Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kekeringan tersebut terjadi akibat musim kemarau yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Salah satunya terdapat di Kampung Tanjungsari Desa Sarireja Kecamatan Jalancagak, Subang. Di kampung ini, warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih.Warga hanya memanfaatkan saluran air Pamdes yang kondisi airnya menyusut.

“Sangat susah, biasanya di pipa itu airnya banyak, kalau sekarang justru sedikit sekali, ” kata salah satu tokoh masyarakat dese setempat Ayo Sunaryo kepada Jabarnews, Kamis (18/10)

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini Senin 2 Januari 2022

Ia menjelaskan air tersebut hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan minum saja .”Kalau untuk keperluan MCK warga bisa menggunakan air sungai Ciseke, yang kondisi airnya sangat asam, karena mengandung belerang, ” ucapnya

Ia berharap agar pemerintah mencari solusi untuk kekeringan yang terjadi di kampungnya. “Kalau mata airnya habis, mandinya mau di mana. Minum saja airnya sangat susah,” harapnya.

Warga kini merasa was-was apabila kemarau berkepanjangan hingga dua bulan kedepan maka sungai atau sumber air lainnya akan kering total.

Baca Juga:  Disdik Kota Bandung Terbitkan Kalender Akademik, Berikut Jadwal Libur Sekolah 2022/2023

Karena, letak mata air yang disalurkan melalui Pamdes itu berlokasi di desa Cibitung, Ciater.Jaraknya sekitar 12 KM dari Kampung Tanjungsari.

“Saat ini kami benar benar kesulitan dengan air bersih, air bersih Pamdes belum menjadi solusi terbaik untuk menanggulangi krisis air saat ini.Karena aliran Pamdes pun hanya bisa menyuplai sekitar 250 KK dari 2.500 KK di desa ini,” papar Ayo

Begitu juga dengan warga lainnya yang mengeluhkan sulitnya air bersih ketika kekeringan melanda wilayah itu.

Baca Juga:  Ade Yasin Kaget, Data Kasus Kematian Covid-19 Tak Sinkron, Kok Bisa?

Yayat (50) mengaku setiap hari harus mengangkut air untuk memenuhi kebutuhan mandi, memasak, mencuci pakaian sampai mencuci perabotan rumah.

“Sehari bisa habis delapan ‘kompan’ (jerigen), kalau nyuci bisa 12 ‘kompan’,” katanya

Meski warga mengaku sudah kesulitan air bersih, namun hingga kini belum ada bantuan air bersih dari pihak Pemerintah Kabupaten Subang.

“Bantuan belum ada, sama sekali belum. Kami berharap pihak PDAM bisa menjadi solusi, karena warga saat ini sangat membutuhkan air bersih,” harapnya. (Mar)

Jabarnews | Berita Jawa Barat