“Saya mengerjakan proyek ini bersama dua dosen pembimbing dan sesama rekan guru. Pengerjaannya memakan waktu kurang lebih 6 bulan,” terang Sigit seperti dikutip dari laman Unpas, Jumat (10/6/2022).
Sebelum dinyatakan layak guna, Sigit sempat melakukan 10 kali percobaan. Sigit menerangkan, Water Injection System rancangannya bekerja dengan cara meningkatkan daya dan torsi sepeda motor.
“Water Injection System akan menyemprotkan air ke dalam ruang bakar,” imbuh pria yang juga Guru SMKN 1 Karawang ini.
Dengan cara tersebut, lanjut Sigit, dapat menurunkan temperatur mesin dan mengoptimalkan kinerja sepeda motor dalam proses pembakaran. Secara garis besar, Water Injection System tidak berbeda jauh fungsinya dengan intercooler pada mesin turbo yang umum digunakan saat ini.
Bedanya, intercooler hanya mendinginkan udara yang masuk ke ruang bakar. “Satu liter BBM jenis pertamax normalnya hanya bisa menempuh 14-15 kilometer per jam, tapi dengan bantuan Water Injection System, bisa menempuh 25-27 kilometer per jam,” bebernya.
Disinggung tentang rencana komersialisasi, Sigit mengaku belum memikirkan ke arah sana. Sebab, ia masih ingin menyempurnakan teknologi yang dibuatnya. “Kedepan mungkin akan diusulkan ke pabrikan sepeda motor, tapi sekarang baru digunakan untuk pribadi saja,” tutup Sigit. (red)