“Kita ke sini bawa 283 orang, yang terdiri dari para siswa-siswi dan guru pendamping,” ucapnya.
Agus mengatakan, jika mereka sudah mengetahui teknik pembuatan kramik tinggal mengembangkan lebih lanjut yang kemudian bisa menghasilkan nilai ekonomi
dikemudian hari.
Meksi tidak mudah, kata dia, namun setidaknya para pelajar memiliki dasar setelah belajar di UPTD Sentra Kramik Plered, Kabupaten Purwakarta ini.
“Saya kira mereka senang belajar kramik, antusias mereka cukup tinggi,” kata Agus.
Sementara itu, salah seorang pelajar SMK YP Darul Mukminin Jakarta, Natasya mengaku senang bisa membuat kramik sendiri.