Munaqosah ini, lanjutnya, semacam uji publik untuk mengukur sudah sejauh mana hafalan siswa. Pengujinya pun dari lembaga quran atau bahkan dari MUI. “Nah, Wisuda Tahfiz ini adalah akumulasi dari dua munaqosah tersebut,” ucapnya.
Ade juga menyebutkan betapa pentingnya dukungan orang tua terhadap hafalan siswa. Jika di sekolah siswa menyetor hafalannya kepada ustaz atau ustazahnya, maka di rumah setor hafalannya kepada orang tuanya.
“Sehingga pembinaan ini dilakukan dua arah, yakni di sekolah dan di rumah secara simultan. Adapun Wisuda Tahfiz ini bukanlah tahap akhir, melainkan gerbang awal menuju hafalan selanjutnya. Insyaallah, siswa tak hanya hafal Alquran tapi juga turut mengamalkannya,” kata Ade.
Sementara itu, Ketua Panitia Wisuda Tahfiz, Ustaz Aman Wijaya, S.Pd., merinci ke-68 siswa tersebut terdiri atas satu siswa hafal juz 1, dua siswa hafal juz 26, 10 siswa hafal juz 29 dan 55 siswa hafal juz 30.
“Adapun penghafal terbaik adalah Shafira Adya Pasha siswi kelas 4 yang sudah hafal juz 30, 29, 28, 27, 26 dan juz 1. Kemudian, Patih Pratama Jamil dan Azka Muhammad Rayyan keduanya siswa kelas 6 dan keduanya sudah hafal juz 30, 29, 28, 27 dan juz 26,” ujar Aman.
Lebih lanjut Aman mengatakan, para siswa tak sekadar menghafal tapi tahsinnya juga harus bagus. Setiap siswa juga memiliki “Buku Anak Soleh” yang harus diisi setiap hari untuk memonitor hafalan dan juga ibadah lainnya seperti salat wajib dan salat sunat.
“Adapun untuk ustaz dan ustazah jumlahnya ada 10 orang dan itu sudah mencukupi untuk setiap tingkatan kelas. Bahkan salah seorangnya, yakni Ustazah Unaisah Haiqel Balweel merupakan hafizah 30 juz,” ucap Aman. (Rudi Boy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News