“Pas pandemi jumlahnya itu turun 50 persen. Sekarang,rata-rata di atas 400 labu, malah sempat waktu itu ada gebyar sampai 1.000 saat 7 Juni lalu,” papar Budi.
Bicara mengenai pendonor rhesus negatif, ia menuturkan, total keseluruhan warga yang terdata memiliki darah langka ini berjumlah 25.000-an di Kota Bandung. Namun, yang aktif mendonorkan hanya beberapa puluh orang.
“Karena ini darah langka, jadi memang untuk donornya sendiri by request. Khawatirnya, dia mendonor saat sedang tidak ada yang membutuhkan, sehingga kita batasi pendonornya,”katanya.
Ia menambahkan, PMI biasanya hanya menyimpan stok darah rhesus negatif tidak lebih dari 10 labu untuk menjaga kebutuhan yang mendesak.
Rata-rata kebutuhan akan darah rhesus negatif di Kota Bandung per bulan mencapai 10 orang.