JABARNEWS | BANDUNG – Penyelesaian persoalan kemiskinan dan pengangguran termasuk juga di dalamnya penataan kawasan kumuh menjadi salah satu prioritas program dari pasangan Calon Walikota dan Wakil WaliKota Bandung nomor urut 2, Yossi Irianto dan Aries Supriatna. Aries berjanji akan menyelesaikan hal tersebut jika terpilih menjadi pemimpin Kota Bandung periode 2018-2023.
Diungkapkan Aries, Pemkot Bandung selama ini belum serius mengurusi persoalan kemiskinan, pengangguran serta penataan kawasan kumuh. Pemkot Bandung dinilai lebih banyak mengurusi hal-hal yang bersifat tampilan luar sehingga terkesan mengesampingkan masalah substansial seperti kemiskinan, pengangguran, banjir, penataan kawasan kumuh, dan persoalan urgen lainnya.
“Di satu sisi pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung ini sangat tinggi, tapi di sisi lain angka kemiskinan dan pengangguran juga terus meningkat. Itu data-data yang berbicara, tidak bisa disangkal lagi,” tutur Aries saat blusukan di kawasan Babakan Ciparay, Jalan Terusan Pasirkoja, Bandung, Rabu (28/2/2018).
Pertumbuhan ekonomi tinggi di Kota Bandung selama ini hanya dinikmati oleh segelintir orang dan kelompok. Bahkan, sebut Aries, warga Kota Bandung sendiri, mayoritas hanya menjadi penonton di tengah berkembang pesatnya Kota Bandung. Akibatnya, ujar dia, ketimpangan ekonomi dan sosial di Bandung sangat mencolok.
“Di tengah megahnya pembangunan di Kota Bandung oleh hotel dan apartemen ternyata warga Bandung hanya jadi penonton. Yang kerja bukan warga Bandung. Kalau kami terpilih, saya akan minta pengusaha untuk memperkerjakan warga Bandung,” kata Aries.
Ia optimistis upaya tersebut akan efektif untuk menyerap banyak tenaga kerja sekaligus mengurangi angka pengangguran. Namun tentu para calon tenaga kerja harus terlebih dahulu diberikan pelatihan agar memiliki keahlian dan keterampilan.
“Untuk kerja di bangunan atau properti itu bisa menyerap masyarakat menengah ke bawah yang selama ini menganggur. Kami juga akan mencetak sedikitnya 50 ribu wirausaha baru,” jelasnya.
Disinggung soal penataan kawasan kumuh, Aries menyebut di berbagai pelosok Kota Bandung masih banyak kawasan kumuh tanpa drainase dan rumah bertumpuk tak beraturan. Hal itu, kata dia, bukti bahwa masalah kemiskinan belum disentuh Pemkot Bandung.
Selama ini, sambung suami Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari itu, upaya Pemkot Bandung untuk mengurangi rumah-rumah kumuh bersifat sporadis. Selama blusukan, ia mengaku menemukan banyak pemukiman tidak sehat seperti tidak memiliki ventilasi udara hingga tidak memiliki sistem sanitasi dan drainase yang baik. Tak heran, warga di sana sering sakit.
Ke depan, kawasan kumuh harus ditata lebih terencana. Tidak bisa hanya rumah per rumah. Namun, kata Aries, harus diselesaikan dalam satu kawasan tersebut.
“Kalau mengandalkan APBD mungkin tidak akan cukup. Solusinya kita harus mencari dana CSR. Para pengusaha di Kota Bandung akan kami ajak berpartisipasi membantu menata kawasan kumuh dengan memberikan CSR,” ujarnya. (Wan)
Jabarnews | Berita Jawa Barat