“Dulu, saking seringnya banjir di Dayeuhkolot. Masyarakat menyebut musim hujan itu sebagai musim isi ulang, karena banjir kerap datang di pagi atau siang dan surut pada sore hari lalu malam atau dini hari banjir lagi. Jadi masyarakat disana menyebutkan isi ulang banjir,” sambung dia.
Meskipun sudah ada perbaikan dalam penanganan banjir, politisi asal PAN Jawa Barat ini mengingatkan pemerintah daerah di 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Khususnya untuk daerah yang rawan banjir agar memperhatikan masalah penggundulan, alih fugsi lahan dan kondisi topografis DAS yang menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir.
“Yang harus diperhatikan itu daerah-daerah yang rawan banjir. Pemerintah daerah harus memperhatikan faktor utama penyebab banjir. Saat ini kalau dilihat karena banyaknya penggundulan, banyak pohon di tebang akhirnya tanah tidak mampu meresap air, masalah alih fungsi lahan juga,” ucap dia. ***