Kritik Program Cleansing Guru, Begini Pendapat Haru Suandharu

Anggota DPRD Jabar, Haru Suandharu
Anggota DPRD Jabar, Haru Suandharu. (foto: istimewa)

“Tapi kalau memang benar pemerintah tidak sanggup harus bicara apa adanya, jangan sistemnya begitu,” tegasnya.

Hematnya, para guru honorer tersebut bisa lebih diperhatikan di samping kuota untuk diangkat menjadi PPPK. Pasalnya, tenaga pengajar sejatinya membantu mencerdaskan anak-anak agar terdidik.

“Saya waktu di Bandung di Komisi A sering bertemu sama mereka, ya sama-sama membantu. Di sisi lain kadang lebih rajin dibanding guru tetap. Harusnya sama-sama rajin dan berkualitas dan anak tidak boleh jadi korban,” terangnya.

Baca Juga:  DPRD Jabar Dorong Sinergitas Pemda dan Pemprov untuk Kembangkan Desa Wisata di Subang

Haru menjelaskan, permasalahan yang dialami guru harus menjadi prioritas bagi terbangunnya sebuah bangsa.

“Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) itu hal yang serius. Kita tidak ada gunanya membangun jalan, bandara, pelabuhan kalau kualitas SDM-nya rendah,” tutur Haru.

Kunci kualitas SDM, kata dia, salah satunya guru yang berkualitas. “Artinya bukan hanya kesempatan atau status, tapi peningkatan keterampilan, profesionalisme, kesejahteraan adalah asas yang penting supaya mereka mengajarnya dengan tenang. Diberikan hak-haknya tapi kewajibannya harus dipenuhi,” kata Haru.

Baca Juga:  DPRD Jabar Temukan Kesalahan Penanganan Aset Pasca Banjir Bandang di Garut

Dia menegaskan, memperhatikan kesejahteraan masyarakat sama dengan upaya mewujudkan cita-cita bangsa.

“Mencerdaskan kehidupan bangsa itu kuncinya adalah kualitas. Alhamdulillahnya ada tunjangan profesional kalau untuk PNS, hanya saya kira harus diselesaikan. Pemerintah itu harus tuntas, jadi jangan seperti menghindar dan dihadapi, kekurangan saat ini di mana,” jelasnya.

Baca Juga:  Tahun 2020 Pemkab Purwakarta Gelar Pilkades Serentak di 83 Desa

Sehingga, dia mendorong untuk melakukan dialog bersama anggota DPRD dan menjadi perhatian DPR-RI agar permasalahan di dunia pendidikan saat ini bisa tuntas. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News