Sayangnya harapan itu kerap kali juga kurang mendapat sambutan masyarakat. Sebenarnya hal itu juga bisa dipahami karena RS Gunungjati tidak ditunjang dengan jumlah dokter spesialis dan sarana/prasarana sehebar RSHS. Belum lagi jika kita bahas jumlah tempat tidur yang ada. Jadi, agak sulit juga kita membendung stigma “kalua mau lengkap yang ke RSHS”.
Dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat, daerah yang memiliki rumah sakit tingkat provinsi baru enam daerah. Itu pun dengan peta sebaran kurang merata. Enam rumah sakit tersebut dalah RSUD Al Ihsan di Kabupaten Bandung, RS Jiwa Cisarua di Kabupaten Bandung Barat, RS Paru Sidawangi di Kabupaten Cirebon, RSUD Jampang Kulon di Kabupaten Sukabumi, RSUD Pameungpeuk di Kabupaten Garut, dan RS Kesehatan Kerja Rancaekek di Kabupaten Bandung.
Dari segi penanganan jalan dan jembatan pun masih ada saederet pekerjaan rumah. Jika perekonomian diharapkan berjalanlancar sehingga laju pertumbuhan ekonomi meningkat pesat, dibutuhkan jalan yang mantap. Bagaimana mungkin arus orang dan barang akan lancar jika, misalnya, jalan tidak daklam kondisi mantap (baik)? Jalan provinsi yang panjangnya 2.360,58 km itu sekitar 50% umur rencana teknisnya sudah habis. Jadi, jalan seperti itu harus direkonstruksi. Jika hanya langkah pemeliharaan rutin yang dilakukan, artinya kita menunggu “bom waktu”.
Jabar juga merupakan lumbung padi nasional. Artinya, Jabar menjadi penyuplai beras terbesar secara nasional. Beberapa tahun lalu memang wilayah nomor satunya ada di Kabupaten Karawang. Seiring berjalannya waktu dan terjadinya alih fungsi lahan, lumbung Jabar bergeser ke Kabupaten Indramayu. Memang Karawang masih berperan untuk itu selain wilayah lainnya semisal Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor.
Terkait posisinya sebagai lumbung padi nasional, seberapa kuat Jabar membendung arus alih fungsi lahan? Lalu, seberapa siap ketersediaan benih, pupuk, teknologi, dan irigasi mendukung posisi jabar tersebut? Berbagai inovasi yang ada telah melahirkan banyak benih unggul. Pabrik pupuk juga ada di banyak wilayah, bahkan di Jabar (Karawang) juga ada pabrik Pupuk Kujang. Artinya, semestinya pupuk tidak menjadi persoalan serius seperti yang kerap kita jumpai di lapangan. Demikian pula dengan teknologi pertanian yang terus berkembang.