Anak Muda Desa di Purwakarta Harus Disentuh Pendidikan Politik

Asep Dzulvickor, aktivis dan mantan ketua Karang Taruna Kabupaten Purwakarta
Asep Dzulvickor, aktivis dan mantan ketua Karang Taruna Kabupaten Purwakarta (Foto: Ist)

JABARNEWS | PURWAKARTA – Pendidikan politik bagi masyarakat desa di Purwakarta, khususnya bagi para anak muda yang bakal menjadi generasi penerus menjadi sangat penting di era demokrasi seperti sekarang ini, mengingat sebagian besar wilayah di Purwakarta adalah pedesaan.

Aktivis sosial di Purwakarta, Asep Dzulvickor mengatakan, pemuda adalah sosok yang memiliki energi dan kreativitas yang besar, sehingga mampu melakukan perubahan dan terlibat dalam kegiatan politik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga:  Audit Investigasi Dugaan Korupsi Desa Pangkalan Selesai, Inspektorat Serahkan ke Polres Purwakarta

Vickor sapaan akrabnya, mengutarakan bahwa banyak generasi muda di desa yang tidak mempunyai kesempatan maupun akses terhadap pendidikan politik.

“Pemuda di desa cenderung kurang mendapatkan akses pendidikan dan informasi politik, sehingga perlu dilakukan pendidikan politik yang menyasar ke desa-desa di Purwakarta agar tidak terjadi kesenjangan intelektualitas antara pemuda di daerah perkotaan dengan pedesaan,” ujar pria yang juga mantan ketua Karang Taruna Kabupaten Purwakarta kepada Jabarnews.com, Sabtu (9/12/2023).

Baca Juga:  Belasan Rumah di Warungkiara Cianjur Rusak Diterjang Angin Kencang, Warga: Harap Bantuan Pemerintah

Tradisi masyarakat desa yang “mengagungkan” unsur ketokohan dalam berpolitik, dipandang Vickor dapat menjadi distorsi dalam kehidupan demokrasi.

Jangan sampai generasi muda di desa, lanjut Vickor, ketika menggunakan hak pilihnya di Pemilu serentak tahun 2024 nanti hanya berdasarkan ketokohan, popularitas ataupun pilihannya ‘manut’ sesuai dengan pilihan tokoh setempat, tanpa melihat track record dari calon eksekutif atau legislatif yang akan dipilih.

Baca Juga:  Ini Kronologi Mobil Ringsek Dihantap Kereta Api di Desa Balokang Kota Banjar

“Misalnya apakah si calon eksekutif atau legislatif itu sering mengadvokasi isu-isu yang sesuai dengan yang ada di desanya? Atau apakah visi dan misi calon itu relevan dengan apa yang dia dan masyarakat desa itu perjuangkan? Atau apakah gagasan yang ditawarkan oleh calon itu dapat menyelesaikan masalah-masalah krusial yang ada di desanya? Itu yang seharusnya menjadi dasar bagi masyarakat desa khususnya para generasi muda dalam menentukan pilihannya,” jelasnya.